Tapi
bayangkan jika ada cara untuk berangkat dari rumah ke supermarket tanpa
harus menggunakan mobil, atau dari halaman belakang menuju Stasiun
Ruang Angkasa Internasional tanpa harus menggunakan pesawat luar
angkasa. Beberapa ilmuwan sekarang sedang meneliti metode perjalanan
seperti itu, dengan menggabungkan sifat-sifat telekomunikasi dan
transportasi untuk memperoleh sebuah sistem yang disebut teleportasi.
Teleportasi
melibatkan dematerialisasi suatu objek pada suatu titik, dan mengirim
detail konfigurasi atom objek tersebut secara tepat ke tempat lain, dan
kemudian dikonstruksi kembali. Ini artinya bahwa waktu dan ruang bisa
dihilangkan dari perjalanan—kita bisa berpindah ke lokasi lain secara
langsung, tanpa melintasi jarak fisik.
Kita sudah dikenalkan akan gagasan teleportasi dan teknologi futuristik lainnya dengan serial
televisi Star Trek (1966-1969) berdasarkan cerita yang ditulis Gene
Roddenberry. Pemirsa terpesona melihat Kapten Kirk, Spock, Dr. McCoy dan
lainnya mendarat ke planet yang mereka temui ketika melakukan
pengembaraan di alam semesta.
Tahun 1993, ide tentang teleportasi keluar dari area science fiction
menuju dunia kemungkinan teoretis. Adalah fisikawan Charles Bennett dan
tim peneliti di IBM menegaskan bahwa teleportasi kuantum adalah hal
yang mungkin, jika objek asli yang diteleportasi dihancurkan. Pernyataan
ini, yang pertama kali diumumkan Bennett dalam pertemuan tahunan
American Physical Society bulan Maret 1993, diikuti dengan laporan
penelitiannya dalam Physical Review Letters terbitan 29
Maret 1993. Sejak itu eksperimen menggunakan foton telah membuktikan
bahwa teleportasi kuantum secara fakta adalah hal yang mungkin.
Dalam melaksanakan eksperimen tersebut, Caltech mampu menghindari Prinsip Ketidakpastian Heisenberg, yang merupakan penghalang utama untuk teleportasi objek yang lebih besar daripada foton. Prinsip ini menyatakan bahwa
kita tidak bisa mengetahui secara serentak lokasi dan kecepatan suatu
partikel. Tapi jika kita tidak tahu posisi suatu partikel, bagaimana
kita bisa menteleportasikannya? Untuk melakukan teleportasi tanpa
menentang Prinsip Heisenberg, maka digunakanlah prinsip yang disebut
dengan entanglement (Quantum entanglement
adalah fenomena mekanika kuantum dimana keadaan kuantum dari dua atau
lebih objek harus diterangkan dengan saling mereferensi satu sama lain,
meskipun objek-objek tersebut terpisah secara fisik). Dalam hal ini,
setidaknya dibutuhkan tiga foton untuk mencapai teleportasi kuantum.
Foton A: Foton yang akan diteleportasi
Foton B: Foton yang mengalami pemindahan
Foton C: Foton yang direferensikan dengan foton B
Jika melihat lebih seksama pada foton A tanpa entanglement,
maka ada kehancuran dan dengan demikian merubahnya. Dengan
menghubungkan foton B dan C, maka bisa diambil informasi tentang foton
A, dan informasi yang masih ada akan dipindahkan ke B dengan entanglement,
dan kemudian ke foton C. ketika informasi foton A dimasukkan ke foton
C, maka bisa diciptakan replika yang persis foton A. namun foton A
musnah sebelum informasi dikirim ke foton C.
Dengan
kata lain, ketika Kapten Kirk menghilang ke planet asing, analisa
tentang struktur atom dirinya dipindahkan melalui ruang transporter
menuju lokasi yang diinginkan, dimana replika Kirk diciptakan dan yang
asli dihancurkan.
Tahun
2002, para peneliti di ANU berhasil menteleportasikan sinar laser.
Eksperimen teleportasi terbaru yang sukses adalah tanggal 4 Oktober 2006
di Niels Bohr Institute di Copenhagen. Dr. Eugene Polzik dan timnya
menteleportasikan informsi yang disimpan dalam sinar laser ke dalam
suatu awan atom. Menurut Polzik ini merupakan langkah yang maju karena
pertama kalinya menteleportasikan dua objek yang berbeda, cahaya dan
materi. Yang satu sebagai pembawa informasi dan yang lain sebagai media
penyimpanan.
Teleportasi
kuantum mempunyai potensi untuk perkembangan komputasi kuantum.
Percobaan ini penting dalam mengembangkan jaringan yang bisa
mendistribusikan informasi kuantum. Prof. Samuel Braunstein, dari University of Wales,
menyebut jaringan tersebut sebagai “Internet kuantum.” Teknologi ini
bisa digunakan suatu hari untuk membangun komputer kuantum yang
mempunyai kecepatan transmisi data berkali lipat lebih cepat dibanding
komputer terhebat saat ini.
Teleportasi Manusia
Masih
jauh bagi kita untuk membuat mesin teleportasi seperti ruang
transporter kapal ruang angkasa Star Trek. Hukum fisika “saat ini” tidak
memungkinkan menciptakan transporter yang bisa memindahkan orang ke
lokasi lain secara instan, yang membutuhkan perjalanan dengan kecepatan
cahaya.
Untuk menteleportasi manusia, harus dibuat sebuah mesin yang bisa mengidentifikasi dan menganalisa keseluruhan dari 1028
atom yang menyusun tubuh manusia. Kemudian mesin ini juga harus
mengirim informasi ini ke tempat lain, dimana tubuh orang tersebut harus
dikonstruksi kembali dengan presisi penuh. Bahkan molekul tidak boleh
bergeser satu milimeter pun dari posisi aslinya, atau orang tersebut
muncul dengan cacat fisik atau saraf yang sangat parah.
Dalam
film Star Trek, teleportasi dilakukan dengan mesin yang disebut
transporter. Mesin transporter ini kemudian mengunci semua atom orang
tersebut, dan menggunakan pembawa gelombang untuk memindahkan
molekul-molekul ke manapun diinginkan. Kita menyaksikan Kapten Kirk dan
krunya melebur menjadi cahaya yang menyilaukan sebelum menghilang, dan
berubah kembali ke asal di planet yang jauh.
Kalaupun
kita bisa membuat mesin seperti itu, tidak mungkin orang yang
diteleportasikan benar-benar dipindahkan. Mesin tersebut bekerja lebih
mirip mesin fax—duplikat orang yang diteleportasi akan dibuat di mesin
penerima, tapi dengan presisi yang jauh lebih tinggi daripada mesin fax.
Tapi apa yang terjadi dengan objek asli? Salah satu teori menyatakan
bahwa teleportasi akan menggabungkan kloning genetik dengan digitisasi.
Dalam
kloning biodigital ini, secara logika yang dipindahkan akan tewas.
Pikiran dan tubuh asli mereka akan hilang. Sebagai gantinya, struktur
atom mereka akan dicipta ulang di lokasi lain, dan digitisasi akan
mencipta ulang memori, emosi, harapan dan impian. Sehingga orang
tersebut akan tetap ada, tapi dalam tubuh yang baru, dengan struktur
atom yang sama dengan tubuh asli, dan diprogram dengan informasi yang
sama.
Tapi
seperti semua teknologi, ilmuwan yakin terus meningkatkan gagasan
tentang teleportasi, sampai saat dimana suatu hari kita bisa menghindari
metode yang menyakitkan tersebut. Satu hari, salah satu anak cucu kita
akan bisa menyelesaikan pekerjaan harian di kantor di planet dalam
galaksi lain yang jauhnya jutaan tahun cahaya dari Bumi; mengatakan
kepada jam tangannya untuk makan malam di planet X dan duduk di meja
makan sebelum perkataannya selesai.
Secara
fisika, teleportasi fisik mungkin terjadi, tapi yang menjadi
permasalahan adalah bagaimana dengan teleportasi metafisik, dalam hal
ini roh? Wallahu a'lam...(http://wingoffate.multiply.com/journal/item)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar